5 Fakta Menarik Dibalik Sejarah Sekolah Kedokteran STOVIA
STOVIA, yang kini kita kenal sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ternyata punya sejarah yang panjang lho guys. Nggak hanya itu, sekolah kedokteran pertama di Indonesia ini juga mencetak beberapa tokoh-tokoh politik yang merupakan pejuang kemerdekaan.
Kepanjangan STOVIA sendiri yaitu School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) yang merupakan salah satu sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda untuk Pribumi. Ada beberapa fakta menarik di balik sejarah STOVIA itu sendiri. Apa saja faktanya?
1. STOVIA Berlokasi Strategis di Batavia: Pusat Politik, Ekonomi dan Kebudayaan
STOVIA berdiri sejak tahun 1851 di Weltevreder, pusat Kota Batavia (sekarang Jakarta), yang juga pusat kegiatan politik, ekonomi, dan kebudayaan. Tempat ini juga menjadi tempat berkumpulnya kaum intelektual untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
2. Didirikan untuk Memberantas Penyakit Menular
Pada tahun 1847, tersebar penyakit menular seperti wabah tipes, kolera, disentri, terutama di Kabupaten Banyumas dan Purwokerto. Indonesia sedang krisis jumlah dokter, STOVIA mencetak dokter-dokter muda yang saat selesai Pendidikan, mereka harus bersedia masuk dinas pemerintahan sebagai mantri cacar.
3. Putra Priayi dan Bangsawan Enggan Masuk ke Sekolah Kedokteran STOVIA
STOVIA sempat dianggap sebagai sekolah untuk orang miskin. Para putra-putra priayi dan para bangsawan enggan masuk ke sekolah tersebut. Padahal masuk STOVIA bukan hal mudah, mereka harus melewati ujian yang sulit dan ketat.
4. Sempat Diubah Namanya oleh Jepang
Usai masa kolonialisme Belanda, Jepang menduduki Indonesia. Para mahasiswa bersatu mempertahankan sekolah kedokteran hingga Kepala Kantor Kesehatan Pemerintah Militer Jepang menyetujuinya. Pada 29 April 1943, STOVIA berganti nama menjadi Ika Daigaku.
5. Sekolah Kedokteran STOVIA Mencetak Para Pejuang Kemerdekaan
Sekolah STOVIA juga menjadi saksi sejarah kemerdekaan di Indonesia. Lulusan STOVIA sendiri banyak yang menjadi pejuang, di antaranya Sutomo, Tjipto Mangunkusumo, Wahidin Sudirohusodo, Achmad Mochtar, A G Zakir, atau Mohamad Sjaaf. dan dr.Wahidin Soedirohusodo.
Menarik bukan, fakta di balik sejarah berdirinya STOVIA ini. Kini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga tak henti-hentinya mencetak para dokter muda yang cerdas dan profesional.
Bagi kamu yang ingin mendaftar Fakultas Kedokteran, kamu bisa bergabung bersama bimbingan belajar Study House disini.